
Oplus_131072
Jakarta, LIDIK KRIMSUS — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan kekesalannya terhadap praktik korupsi yang masih marak terjadi dan merugikan negara dalam jumlah besar.
Ia mengaku sering geleng-geleng kepala melihat koruptor yang mencuri uang negara hingga mencapai Rp 2 triliun atau Rp 3 triliun.
Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo saat menghadiri Musyawarah Nasional Partai Keadilan Sejahtera di Sultan Hotel, Jakarta, Senin, 29 September 2025.
Prabowo menyebut bahwa jika dihitung secara keseluruhan, uang negara yang hilang akibat korupsi bisa mencapai ratusan triliun setiap tahun.
Ia bahkan menyindir bahwa jumlah tersebut bisa membuat orang tidak hanya geleng kepala, tetapi perlu dipanggilkan dokter.
Setelah resmi menjabat sebagai Presiden, Prabowo mengaku terkejut dengan parahnya tingkat korupsi di berbagai sektor.
Ia menilai bahwa praktik korupsi di Indonesia berlangsung secara sistemik dan sering kali tersamarkan seolah-olah legal.
Menurutnya, kecerdasan sebagian elite justru digunakan untuk merancang sistem yang memungkinkan terselubung dalam ilegal.
Prabowo mencontohkan kasus tambang timah ilegal di Bangka Belitung sebagai salah satu bentuk perampokan sistemik.
Ia menyebut bahwa dari sekitar 1.000 tambang ilegal yang beroperasi, sekitar 80 persen hasil timah diselundupkan ke luar negeri setiap tahun.
Untuk menindaklanjuti hal tersebut, Prabowo telah memerintahkan TNI, Polri, dan Bea Cukai untuk menutup seluruh aktivitas tambang ilegal.
Ia memperkirakan bahwa dengan menghentikan praktik tersebut, negara dapat menyelamatkan sekitar Rp 22 triliun hingga akhir tahun 2025 dan Rp 45 triliun pada tahun 2026.
Presiden menegaskan bahwa hanya dengan pemerintahan yang bersih, Indonesia dapat bangkit dan mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Ia menyerukan kepada seluruh partai politik untuk bersama-sama melawan praktik korupsi dan penyimpangan sistemik.
Prabowo menyatakan tekadnya untuk menegakkan pemerintahan yang bersih sebagai fondasi kebangkitan bangsa.
Ia berharap seluruh elemen politik bersatu dalam perjuangan melawan korupsi demi masa depan Indonesia.
Red, Antonio