Jakarta, LIDIK KRIMSUS – II Upgrade Sukhoi Su-30 Indonesia menghadapi tantangan signifikan, terutama terkait dengan fasilitas pemeliharaan dan upgrade yang tidak tersedia.
Berbeda dengan India, yang memiliki program upgrade komprehensif untuk Su-30MKI mereka, Indonesia tidak mendapatkan fasilitas eMLU dari Rusia, yang menyulitkan untuk melakukan upgrade berat secara resmi.
India berencana memperpanjang masa pakai Su-30MKI hingga 20 tahun ke depan dengan meningkatkan radar, avionik, dan sistem senjata.
Radar baru yang dikembangkan, seperti Virupaaksha (AESA), menawarkan kemampuan deteksi hingga 400 km.
Program ini juga mencakup pengembangan sistem peperangan elektronik dan integrasi dengan senjata modern.
Sementara itu, Indonesia harus bergantung pada perbaikan dan pemeliharaan lokal, yang terbatas pada peningkatan avionik tanpa upgrade berat yang mendalam. Dengan demikian, armada Sukhoi Indonesia berisiko menjadi usang jika tidak ada langkah-langkah signifikan untuk meningkatkan kemampuan tempurnya.
Upgrade terbaru Sukhoi Su-30 Indonesia yang melibatkan Belarusia berfokus pada perbaikan avionik dan pemeliharaan untuk meningkatkan kesiapan operasional pesawat.
Namun, upgrade ini tidak mencakup peningkatan signifikan seperti radar AESA atau mesin AL-41-FS1 yang setara dengan Su-35 dan Su-57, seperti yang dilakukan Rusia atau India.
Indonesia juga telah meresmikan unit pemeliharaan di Lanud Hasanuddin untuk mendukung kemandirian dalam pemeliharaan berat Sukhoi, tetapi keterbatasan teknologi dan fasilitas tetap menjadi kendala untuk modernisasi besar-besaran.
Dibandingkan dengan program “Super Sukhoi” India, upgrade Indonesia masih tergolong sederhana dan lebih difokuskan pada perpanjangan usia pakai pesawat.
Teknologi terbaru yang diimpor dari Belarusia untuk Sukhoi Su-30 Indonesia mencakup beberapa peningkatan dalam sistem avionik dan pemeliharaan.
Meskipun rincian spesifik tentang teknologi yang diimpor tidak sepenuhnya terungkap, fokus utama dari kerjasama ini adalah
Peningkatan Avionik.
Belarusia menyediakan perbaikan pada sistem avionik, yang dapat mencakup perangkat lunak dan hardware untuk meningkatkan kemampuan navigasi dan komunikasi pesawat.
Untuk sistem Pemeliharaan ada Kerja sama bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemeliharaan pesawat, sehingga Indonesia dapat lebih mandiri dalam merawat armada Sukhoi-nya.
Dari segi Perbaikan Kesiapan Operasional Dengan adanya dukungan dari Belarusia, diharapkan kesiapan operasional Sukhoi Su-30 dapat ditingkatkan, memungkinkan pesawat untuk beroperasi lebih efisien dalam misi-misi mereka.
Namun, upgrade ini tidak sekomprehensif seperti yang dilakukan oleh negara lain dengan program lebih maju, seperti India.(**)
